Langsung ke konten utama

FENOTIAZIN



Mekanisme Kerja
Fenotiazin adalah antagonis dopamin dan bekerja sentral dengan cara menghambat chemoreseptor trigger zone. Obat ini dipakai untuk profilaksis dan terapi mual dan muntah akibat penyakit neoplasia, pasca radiasi, dan muntah pasca penggunaan obat opioid, anestesia umum, dan sitotoksik. Efek sedasi proklorperazin, ferfenazin, dan trifluoperazin lebih rendah dibanding klorpromazin. Reaksi distonia berat kadang-kadang muncul pada pemakaian fenotiazin, terutama pada anak-anak. Obat antipsikotik lainnya, termasuk haloperidol dan levomepromazin (metotrimeperazin) juga digunakan untuk meringankan gejala mual.
Beberapa fenotiazin tersedia dalam bentuk suposituria yang dapat bermanfaat bagi pasien yang mengalami muntah terus menerus atau mual berat. Proklorperazin juga tersedia dalam bentuk tablet bukal yang diletakkan diantara bibir atas dan gusi.

Bioavailabilitas Fenotiazine
Kebanyakan antipsikotik dapat diberikan peroral (tablet/cairan), intramuskular atau intravena namun secara peroral lebih disukai dalam bentuk cair. Selain itu laju absorbsi bentuk cair lebih cepat. Kadar puncak obat dalam serum dicapai dalam 2-3 jam. Antipsikotik tinggi berikatan dengan protein (90%), dan eksresi obat serta metabolitnya sangat lambat. Obat ini dimetabolisme oleh enzim-enzim hati menjadi metabolit fenotiazin. 
Metabolit dapat dideteksi dalam urin beberapa bulan setelah obat dihentikan pemakaiannya. Metabolit fenotiazin dapat menimbulkan warna urin menjadi merah muda sampai coklat kemerahan yang tidak berbahaya. Efek terapeutik penuh dari antipsikotik mungkin belum terlihat nyata sampai 3-6 minggu setelah dimulainya terapi, tetapi respon treapeutik yang dapat diamati dapat terlihat setelah 7-10 hari. Dosis untuk efek antiemetik lebih rendah daaripada untuk efek antipsikotik.

Derivat Fenotiazin
Farmakodinamik :
Salah satu derivat dari fenotiazin adalah Klorpromazin (CPZ) adalah 2-klor-N-(dimetil-aminopropil)-fenotiazin. Derivat fenotiazin lain dapat dengan cara substitusi pada tempat 2 dan 10 inti fenotiazin. CPZ (largactill) berefek farmakodinamik sangat luas. Largactill diambil dari kata large action. Sususan Saraf  Pusat : CPZ  menimbulkan efek sedasi disertai sikap acuh tak acuh terhadap rangasangan lingkungan. Pada pemakaina lama dapat timbul toleransi terhadap efek sedasi. Timbulnya sedasi amat tergantung dari status emisinal penderita sebelum minum obat.  Klorpromazin berefek antispikosis terlepas dari efek sedasinya. CPZ menimbulkan efek menenangkan pada hewan buas. Efek ini juga dimiliki oleh obat obat lain, misalnya barbiturat, narkotij, memprobamat, atau klordiazepoksid. Bebeda dengan barbiturat, CPZ tidak dapat mencengah timbulnya konvulsi akibat rangsang listrik maupun rangsang obat. Semua derivat fenotiazin mempengaruhi gangglia basal, sehimgga menimbulkan gejala parkinsonisme (efek ekstrapiramidal ).CPZ dapat mempengaruhi atau mencengah muntah yang disebabkan oleh rangsangan pada chemo reseptor trigger zone. Muntah disebabkan oleh kelainan saluran cerna atau vestibuler.fenotiazin terutama yang potensinya rendah menurunkan ambang bangkitan sehingga penggunanya pada pasien epilepsi harus berhati-hati. Otot Rangka: CPZ dapat menimbulkan relaksasi otot skelet yang berada daam keadaan spastik. Cara kerjanya relaksasi ini diduga bersifat sentral, sebab sambungan saraf otot dan medula spinalis tidak dipengaruhi CPZ.

Farmakokinetik:
Kebanyakan antipsikosis absorbsi sempurna, sebagian diantaranya mengalamimetabolisme lintas pertama. Biovailabilitas klorpromazin dan tioridazin berkisar antara 25-35%sedangkan haloperidol mencapai 65%. Kebanyakan antipsikosis bersifat larut dalam lemak danterikat kuat dengan protein plasma(92-99%) serta mamiliki volume distribusi besar ( >7 L/kg).Metabolit klorpromazin ditemukan di urin sampai beberapa minggu setelah pemberian obat terakhir.

Mekanisme kerja:
Obat anti psikosis memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neurondi otak, prosesnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis). Obat anti psikosis yang baru (misalnya risperidone) di samping berafinitas terhadap dopamine D2 reseptor juga terhadap serotonin.

Efek samping:
CPZ menghambat ovulasi dan menstruasi. CPZ juga menghambat sekresi ACTH. Efek terhadap sistem endrokin ini terjadi berdasarkan efeknya terhadap hipotalamus. Semua fenotiazin, kecual klozapin enimbulkan hiperprolaktinea lewat penghambatan efek sentral dopamin.batas keamanan CPZ cukup lebar, sehingga obat ini cukup aman. Efek samping umumnyamerupaan perluasan efek farmakodinamiknya. Gejala idiosinkrasi mungkin timbul,berupa ikterus, dermatitis dan leukopenia. Reaksi ini disertai eosinofilia dalam darah perifer.
Kardiovaskular: CPZ dapat menimbulkan hipotensi berdasarkan beberapa hal, yaitu:

  •  Refleks presor yang penting untuk mempertahankan tekanan darah yang dihambat oleh CPZ; 
  • CPZ berefek a-bloker;
  • CPZ menimbulkan efek intropotik negatif pada jantung


Pertanyaan:
1. Apa saja peringatan dan kontaindikasi dari Fenotiazin?
2. Dosis maksimal penggunaan fenotiazine?
3. Sebutkan pembagian dari Fenotiazin?
4. Bagaimana pemeriksaan obat antipsikotik jika digunakan jangka panjang?



Komentar

  1. assalamualaikum haviza , saya akan menjawab pertanyaan no 2 oral : 10-25 mg, tiap 4-6 jam. ANAK 500 mcg/kg bb tiap 4-6 jam; 15 tahun maksimal 40 mg/hari, 6-12 tahun maksimal 75 mg/hari.Injeksi intramuskular dalam: dosis awal 25 mg, kemudian 25-50 mg tiap 3-4 jam sampai muntah berhenti. ANAK: 500 mcg/kg bb tiap 6-8 jam (15 tahun maksimal 40 mg/hari, 6-12 tahun maksimal 75 mg/hari).

    BalasHapus

  2. Saya akan menanggapi pertanyaan dari nomor 1
    Phenothiazine Peringatan & Cara Penggunaan
    Mohon konsultasi pada dokter atau apoteker Anda atau kemasan produk untuk informasi ini.
    Selanjutnya Beberapa efek samping ini langka tetapi serius. Konsultasi pada dokter Anda jika Anda melihat efek samping berikut, terutama jika efek samping tidak hilang.
    Gatal
    Gangguan
    Kulit memerah
    Hepatitis
    Anemia hemolitik
    Kram perut
    Takikardia
    Kerusakan ginjal
    Fotofobia kulit
    Sensitisasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih ulfa, bagamana dengan kontraindikasi fenotiazin itu?

      Hapus
    2. Fenotiazin dikontaindikasikan pada pasien penyakit hati, penyakt darah, kelainan jantung, epilepsy, febris yang tinggi, penyakit SSP, ketergantungan alcohol, dan gangguan kesadaran.

      Hapus
  3. jawaban no 3. Kelompok 1: klorpromazin, levopromazin (metotrimeprazin), dan promazin, secara umum ditandai dengan efek sedatif yang kuat, dan efek samping antimuskarinik sedang serta efek samping ekstrapiramidal.

    Kelompok 2: perisiazin dan pipotiazin, secara umum ditandai dengan sifat sedatif yang sedang, tetapi efek samping efek esktrapiramidal yang lebih kecil dibanding kelompok 1 dan 3.

    Kelompok 3: flufenazin, perfenazin, proklorperazin, dan trifluoperazin, ditandai secara umum oleh efek sedatif yang lebih sedikit, efek antimuskarinik yang kecil, tetapi efek ekstrapiramidal yang lebih besar dibanding kelompok 1 dan 2.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih dayang sudah membantu, saya mau menanyakan terkait jawaban dayang efek ekstrapiramidal itu maksudnya gimana day?

      Hapus
    2. Sistem ekstrapiramidal merupakan jaringan saraf yang terdapat pada otak bagian sistem motorik yang mempengaruhi koordinasi dari gerakan. Gejala ekstrapiramidal (EPS) mengacu pada suatu kelompok atau reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik.
      nah yang dimaksud dengan efek ekstrapiramidal adalah adanya gerakkan2 tubuh yang tidak dapat terkendalikan karena efek dari penggunaan antipsikotik.

      Hapus
  4. jawaban no 3. Dosis maksimal fenotiazin tergantung pada jenisnya untuk Chlorpromazine dosis maksimalnya: 25 mg 4 dd, pada kasus psikotik berat : 200-600 mg/hari, dalam dosis terbagi, dan sesudah 2 minggu dosis dikurangi secara bertahap

    BalasHapus
  5. maaf saya ingin menambahkan dri artikel di atas bahwa menurut yang saya baca mekanisme kerja dari fenotiazin Semua obat anti-psikosis merupakan obat-obat potensial dalam memblokade reseptor dopamin dan juga dapat memblokade reseptor kolinergik, adrenergik dan histamin. Pada obat generasi pertama (fenotiazin dan butirofenon), umumnya tidak terlalu selektif, sedangkan benzamid sangat selektif dalam memblokade reseptor dopamine D2. Anti-psikosis “atypical” memblokade reseptor dopamine dan juga serotonin 5HT2 dan beberapa diantaranya juga dapat memblokade dopamin sistem limbic, terutama pada striatum.

    BalasHapus
  6. nmr 4
    utk penggunaan jangka pjg sebaiknya di diskusikan dahulu kpd dokter
    bole bole saja jika penggunaan dan dosis yg di beri sesuai anjuran

    BalasHapus
  7. Saya ingin menjawab pertanyaan nomor 3.
    Fenotiazin dibagi berdasarkan jenis rantai samping yang melekat pada atom N cincin fenotiazin.
    1. Rantai samping propilamin.
    Contohnya klorpromazin yang memiliki sedatif kuat efek antikolinergik dan efek ekstrapiramidal sedang.
    2. Rantai samping piperidin
    contohnya tioridazin sedatif sedang efek anti kolinergik kuat dan efek ekstrapiramidal ringan.
    3.Rantai samping piperazin
    contoh flufenazin sedatif ringan efek antikolinergik dan efek ekstrapiramidal lebih jelas.

    BalasHapus
  8. Saya ingin mnjwb utk no 3, ada 3 golongan:
    Golongan 1: efek sedatif kuat contohnya kloropromazin yg byk digunakan msyarakat
    Golongan 2: efek sedatif sedang contohnya pipotiazin
    Golongan 3: efek sedatif rendah contohnya flufenazin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan Kak Elma, dan perbedaan dari ketiga golongan tersebut adalah sebagi berikut :

      Golongan 1 secara umum ditandai dengan efek sedatif yang kuat, dan efek samping antimuskarinik sedang serta efek samping ekstrapiramidal.

      Golongan 2 secara umum ditandai dengan sifat sedatif yang sedang, tetapi efek samping efek esktrapiramidal yang lebih kecil dibanding kelompok 1 dan 3.

      Golongan 3 secara umum ditandai oleh efek sedatif yang lebih sedikit, efek antimuskarinik yang kecil, tetapi efek ekstrapiramidal yang lebih besar dibanding golongan 1 dan 2.

      Hapus
  9. Pembagian fenotiazin ada tiga kelompok yaitu
    Kelompok 1: klorpromazin, levopromazin (metotrimeprazin), dan promazin, secara umum ditandai dengan efek sedatif yang kuat, dan efek samping antimuskarinik sedang serta efek samping ekstrapiramidal.

    Kelompok 2: perisiazin dan pipotiazin, secara umum ditandai dengan sifat sedatif yang sedang, tetapi efek samping efek esktrapiramidal yang lebih kecil dibanding kelompok 1 dan 3.

    Kelompok 3: flufenazin, perfenazin, proklorperazin, dan trifluoperazin, ditandai secara umum oleh efek sedatif yang lebih sedikit, efek antimuskarinik yang kecil, tetapi efek ekstrapiramidal yang lebih besar dibanding kelompok 1 dan 2.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTIHISTAMIN

Antihistamin adalah obat atau komponen obat yang berfungsi untuk menghalangi kerja zat histamin dan dipakai khususnya untuk mengobati alergi. Antihistamin biasa digunakan untuk mengobati rhinitis, alergi musiman, reaksi alergi akibat sengatan serangga, pruritus dengan gejala gatal, dan urtikaria atau biduran, alergi mata, dan alergi makanan. Selain itu, antihistamin juga bisa digunakan sebagai obat darurat untuk mengatasi anafilaksis (anafilaktik) atau reaksi alergi yang tergolong berat dan mematikan. Tidak hanya alergi, antihistamin juga kerap digunakan untuk mengatasi gejala mual atau muntah yang biasanya diakibatkan oleh mabuk kendaraan. Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Sebenarnya zat histamin berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa membed...

IDENTIFIKASI FARMAKOFOR

FARMAKOFOR                 Farmakofor adalah deskripsi abstrak dari fitur molekuler yang diperlukan untuk pengenalan molekuler ligan oleh makromolekul biologis. IUPAC mendefinisikan farmakofor sebagai "sekumpulan fitur sterik dan elektronik yang diperlukan untuk memastikan interaksi supramolekul optimal dengan target biologis spesifik dan untuk memicu (atau menghalangi) respons biologisnya". Model farmakofor menjelaskan bagaimana ligan struktural yang beragam dapat berikatan dengan situs reseptor yang umum. Selanjutnya, model farmakophore dapat digunakan untuk mengidentifikasi melalui desain de novo atau ligan novel skrining virtual yang akan mengikat reseptor yang sama. Fungsi farmakofor: 1. Mendifinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor 2. Menentukan struktur 3 dimensi dari suatu molekul 3. Untuk mengetahui komformasi aktif 4. Penting untuk desain Obat 5. Penting untuk menemukan oba...

KIMIA MEDISINAL

OXAMNIQUINE   Oxamniquine , dijual dengan merek Vansil antara lain, adalah obat yang digunakan untuk mengobati schistosomiasis karena Schistosoma mansoni. Praziquantel; Namun, sering kali pengobatan yang disukai. Ini diberikan melalui mulut dan digunakan sebagai dosis tunggal.  Efek samping yang umum termasuk mengantuk, sakit kepala, mual, diare, dan urine kemerahan. Biasanya dianjurkan agar tidak digunakan sampai setelah kehamilan jika memungkinkan.  Kejang dapat terjadi dan oleh karena itu hati-hati direkomendasikan pada orang dengan epilepsi.  Ini bekerja dengan menyebabkan lumpuh cacing parasit.  Ada dalam keluarga obat anthelmintik. Oxamniquine pertama kali digunakan secara medis pada tahun 1972. Ini ada dalam Daftar Obat-obatan Esensial WHO, obat-obatan yang paling efektif dan aman yang dibutuhkan dalam sistem kesehatan.  Ini tidak tersedia secara komersial di Amerika Serikat. Ini lebih mahal dari pada praziquantel. ...