Langsung ke konten utama

IDENTIFIKASI FARMAKOFOR

FARMAKOFOR



               Farmakofor adalah deskripsi abstrak dari fitur molekuler yang diperlukan untuk pengenalan molekuler ligan oleh makromolekul biologis. IUPAC mendefinisikan farmakofor sebagai "sekumpulan fitur sterik dan elektronik yang diperlukan untuk memastikan interaksi supramolekul optimal dengan target biologis spesifik dan untuk memicu (atau menghalangi) respons biologisnya". Model farmakofor menjelaskan bagaimana ligan struktural yang beragam dapat berikatan dengan situs reseptor yang umum. Selanjutnya, model farmakophore dapat digunakan untuk mengidentifikasi melalui desain de novo atau ligan novel skrining virtual yang akan mengikat reseptor yang sama.

Fungsi farmakofor:
1. Mendifinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor
2. Menentukan struktur 3 dimensi dari suatu molekul
3. Untuk mengetahui komformasi aktif
4. Penting untuk desain Obat
5. Penting untuk menemukan obat baru.

 Pengembangan model

 Proses pengembangan model farmakofor umumnya melibatkan langkah-langkah berikut:

1.    Pilih satu set ligan pelatihan - Pilihlah kumpulan molekul yang beragam secara struktural yang akan digunakan untuk mengembangkan model farmakofor. Sebagai model farmakofor harus dapat membedakan antara molekul dengan dan tanpa bioaktivitas, himpunan molekul harus mencakup senyawa aktif dan tidak aktif.
2.  Analisis konformasional - Buat satu set konformasi energi rendah yang cenderung mengandung konformasi bioaktif untuk masing-masing molekul yang dipilih.
3.    Superimposisi molekul - Superimpose ("fit") semua kombinasi konformasi energi rendah dari molekul. Kelompok fungsional serupa (bioisosterik) yang umum untuk semua molekul dalam himpunan dapat dipasang (mis., Cincin fenil atau gugus asam karboksilat). Himpunan konformasi (satu konformasi dari masing-masing molekul aktif) yang menghasilkan kecocokan terbaik dianggap sebagai konformasi aktif.
4.     Abstraksi - Transformasi molekul yang dilapiskan menjadi representasi abstrak. Sebagai contoh, cincin fenil yang dilapiskan dapat disebut secara lebih konseptual sebagai elemen 'batang aromatik' farmakofor. Demikian juga, gugus hidroksi dapat ditunjuk sebagai elemen farmakofor donor / akseptor hidrogen-ikatan.
5.   Validasi - Model farmakofor adalah hipotesis yang menghitung aktivitas biologis yang diamati dari sekumpulan molekul yang mengikat target biologis yang sama. Model ini hanya berlaku sejauh ia mampu menjelaskan perbedaan aktivitas biologis dari berbagai molekul.
 


Ikatan Hidrogen (Asam-Basa Lewis).

Dalam kimia, ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antar molekul atau antar dipol-dipol yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik  didih air lebih tinggi dari pada asam florida.

Ikatan Van der walls

Gaya van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada jenis tertentu gaya antar molekul. Istilah ini pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, dan hingga saat ini masih kadang digunakan dalam pengertian tersebut, tetapi saat ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Gaya Van Der Waals terjadi akibat interaksi antara molekul-molekul non polar (Gaya London), antara molekul-molekul polar (Gaya dipole-dipol) atau antara molekul non polar dengan molekul polar (Gaya dipole-dipol terinduksi). Ikatan Van Der Waals terdapat antar molekul zat cair atau padat dan sangat lemah. Karena gaya ini sangat lemah maka zat yang mempunyai ikatan van der waals akan mempunyai titik didih yang sangat rendah. Meskipun demikian gaya van der waals bersifat permanen dan lebih kuat dari gaya london. Contoh gaya van der waals terdapat pada senyawa hidrokarbon. Misalnya pada senyawa CH4. Perbedaan keelektronegatifan C (2,5) dengan H (2,1) sangat kecil, yaitu sebesar 0,4.



Ikatan Ion

Ikatan ion merupakan suatu ikatan yang terjadi pada atom yang memiliki muatan yang besarnya sama tapi mempunyai muatan yang berlawanan tanda. Ikatan ion terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif. Ion positif terbentuk karena unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan pada ion negatif terbentuk karena unsur nonlogam menerima elektron.

Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron. Atom-atom membentuk suatu ikatan ion karena masing-masing atom ingin mencapai keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia.



Konformasi Aktif

Konformasi adalah suatu penataan ruang tertentu dari atom – atom dalam molekul. Konformasi aktif diadopsi dari suatu obat. Identifikasi konformasi aktif berguna untuk mengkonformasi 3 dimensi dari suatu molekul. Konformasi aktif yang stabil menjadi suatu harapan.


DAFTAR PUSTAKA


Wermuth CG, Ganellin CR, Lindberg P, Mitscher LA (1998). "Glossary of terms used in medicinal chemistry (IUPAC Recommendations 1998)". Pure and Applied Chemistry. 70 (5): 1129–1143. doi:10.1351/pac199870051129.

Madsen U, Bräuner-Osborne H, Greenwood JR, Johansen TN, Krogsgaard-Larsen P, Liljefors T, Nielsen M, Frølund B (2005). "GABA and Glutamate receptor ligands and their therapeutic potential in CNS disorders". In Gad SC. Drug Discovery Handbook. Hoboken, N.J: Wiley-Interscience/J. Wiley. pp. 797–907. ISBN 0-471-21384-5.

Pertanyaan:
1. Bagaimana identifikasi farmakofor dari Morfin?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi farmakofor tersebut?
3. Bagaimana cara menentukan ikatan antara gugus dengan molekul obat?
4. Bagaimana Farmakofor dari reseptor yang berinteraksi dengan molekul obat? 
5. Bagaimana cara mendesain suatu obat baru dari suatu senyawa yang sudah di ketahui kegunaanya?
6. Apa hubungan antara konformasi aktif yang stabil dengan struktur 3 dimensi farmakofor?
 




Komentar

  1. assalamualaikum saya akan menjawab pertanyaan dari no 5 Bagaimana cara mendesain suatu obat baru dari suatu senyawa yang sudah di ketahui kegunaanya?
    Desain obat dapat dibagi menjadi 2 kategori, langsung dan tidak langsung. Pendekatan langsung (Direct Approach) menguntungkan dari segi pengetahuan tentang struktur atom dari reseptor obat dan memegang peranan penting dalam penelitian di bidang farmasi. Pendekatan tidak langsung (Indirect Approach) merupakan pendekatan yang diterapkan program penelitian kimia medicinal pada umumnya, dimana tidak ada informasi secara terstrukur tentang reseptor target. Kedua pendekatan tersebut meliputi optimalisasi suatu senyawa penuntun atau senyawa-senyawa hasil sintesis dari molekul baru

    Metode komputasi memberikan dukungan yang sangat penting terhadap kedua pendekatan tersebut. Beberapa perangkat spesifik untuk desain obat secara langsung mencoba menghasilkan desain de novo untuk molekul-molekul dengan terhadap reseptor tertentu berdasarkan struktur reseptor tersebut. Perkembangan sekarang termasuk mencoba untuk membentuk molekul dengan suatu bagian yang aktif dan keberhasilan metode penelusuran data base 3D dari Desjarlanis dkk. Pendekatan-pendekatan yang paling berarti dalam lingkup desain obat secara tidak langsung didasarkan penggunaan metode statistic terhadap desain seri molekul-molekul untuk sintesis dan analisis HKSA dalam hal data yang berkaitan dengan obat.

    Suatu pendekatan yang sempurna awalnya dikembangkan di Marshall’s Laboratory di St. Louis, yakni membuat model-model tiga dimensi dari ikatan reseptor dengan obat dengan membandingkan afinitas terhadap suatu reseptor yang sama dari beberapa molekul yang berbeda berdasarkan struktur molekul-molekul tersebut. Model-model tersebut merupakan dasar untuk kajian COMFA (Comparative molecular field analysis), yang mengijinkan para desainer obat untuk memprediksi aktivitas molekul-molekul hipotesis berdasarkan data 3D ligan-ligan terhadap suatu reseptor dengan struktur yang tidak diketahui dan penelusuran data base 3D terhadap senyawa penuntun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. senyawa penuntun itu maksudnya lead compound kan ulfa?

      Hapus
    2. desain obat langsung dan tidak langsung itu bagaimana ya mksdnya ?

      Hapus
    3. Saya akan mencoba menjawab dari yang ditanyakan cindra. Menurut saya , iya. senyawa penuntun yang dimaksud disini adalah lead compound.

      Hapus
    4. saya setuju dengan pendapat kakak diatas hanya menambahkan sedikit
      cara identifikasi farmakofor :
      Tahapan pertama adalah tahapan identifikasi dan produksi senyawa aktif baru yang disebut senyawa induk atau senyawa penuntun (lead compound). Senyawa tersebut dapat diperoleh dari sintesis kimia, isolasi sumber bahan alam atau dari proses bioteknologi.

      Tahapan kedua adalah tahapan optimasi yaitu tahapan sintesis modifikasi senyawa induk agar diperoleh senyawa yang lebih poten. lebih selektif dan efek toksik yang minimal. Termasuk tahapan ini adalah penentuan dan analisis hubungan struktur dengan aktivitas biologik senyawa-senyawa hasil modirlkasi.

      Tahapan ketiga adalah optimasi proses sintesis dalam jumlah . besar senyawa terpilih dan modiilkasi untuk sifat farmakokinetik dan farmasetik agar menjadi lebih sesuai untuk pemakaian klinik. Termasuk tahapan ini adalah pembuatan formulasi agar absorpsi lebih baik, lebih larut dalam air ataupun untuk lepas lambat. Selain itu juga untuk menghilangkan beberapa sifat yang tidak menyenangkan bagi pasien seperti rasa yang tidak eilak, efek iritasi lambung atau rasa sakit pada pember ian parenteral

      Hapus
  2. menurut yang saya baca Farmakofor adalah susunan tiga dimensi dari atom dalam molekul obat yang memungkinkan untuk berikatan dengan reseptor yang diinginkannya dan bertanggung jawab dengan respon biologis karena terikat dengan reseptor yang dikehendakinya.Bioisoster adalah gugus yang secara biologis ekivalen tetapi secara kimia belum tentu ekivalen, dapat digunakan untukmempromosikan optimasi sifatbiologis obat.

    BalasHapus
  3. Saya akan menambahkan untuk mengidentifikasi farmakofor
    i dentifikasi Pharmacophore :
    1. Posisi relatif suatu molekul ~ Reseptor
    2. Konformasi aktif molekul
    3. Penting untuk merancang obat
    bagian penting dari reseptor morphin adalah cincin aromatik ,Adapun beberapa analog dari morphin adalah metazocine dan levorphanol (antalgin)

    BalasHapus
  4. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 6 . Menurut saya konformasi aktif yang stabil akan membentuk struktur 3 dimensi yang stabil. Dimana pengertian dari konformasi sendiri merupakan penataan ruang dari atom-atom dalam molekul. Sehingga bila tata ruang atom-atom tersebut stabil maka struktur 3 dimensinya juga akan stabil. Mohon koreksinya. Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi jika bentuk konformasinya tidak stabi akan menyebabkan bentuk struktur 3D tidak stabil pula,?

      Hapus
  5. saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2 . menurut artikel yang saya baca Berbagai metode berbasis ligan dan berbasis struktur telah dikembangkan untuk permodelan farmakofor yang lebih baik dan telah berhasil dan diterapkan luas. Fitur pendekatan farmakofor ini diharapkan dapat memperkecil waktu dan biaya dalam penemuan dan perkembangan obat baru. Fitur khas pada farmakofor yaitu : sentral hidrofobik, cincin aromatik, akseptor atau donor hidrogen, kation dan anion. sehingga dapat di simpulkan bahwa penemuan farmakofor menggunakan aplikasi yang telah dirancang untuk mengidentifikasi farmakofor

    BalasHapus
  6. nmr 1
    cara Identifikasi farmakofor

    · Menentukan posisi 3D obat dengan target

    · Mengetahui gugus penting dapat terikat dengan reseptor

    · Untuk mengetahui konformasi aktif dari molekul

    · Penting sebagai dasar merancang obat

    · Penting dalam hal menemukan obat baru

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat kak ana dimana untuk indentifikasi farmakopor kita harus memahami dan tau gugus apa yang terikat pada reseptor tsb

      Hapus
  7. Saya akan mencoba menjawan point 3. Interkasi molekul obat dengan gugus fungsional molekul reseptor merupakan respons biologis karena kekuatan ikatan kimia tertentu. Tipe ikatan kimia yang terlibat dalam interaksi obat reseptor antara lain adalah ikatan-ikatan kovalen, ion-ion yang saling memperkuat (reinforce ions), ion (elektrostatik), hidrogen, ion-dipol, dipol-dipol, van der Waal’s, ikatan hidrofob dan transfer muatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga ingin menambahkan, bahwa ada bagian bagian reseptor seperti anionik yg bermuatan (-) sehingga diperlukan gugus dari suatu obat yg bermuatan positif se ku ngga terjadi ikatan, ada pula focus of charge yg bersifat hodrofilik, lalu cavity yg bersifat hidrofobim yg terdiri dari metilen metilen serta flat surface dimana sangat spesifik terhadap fenol

      Hapus
  8. Saya ingin menjawab pertanyaan nomor 3.
    Menemukan gugus farmakofor penting (gugus fungsi), yaitu bagian molekul obat yang dapat memberikan aksi farmakologi. Respons biologis merupakan akibat interaksi molekul obat dengan gugus fungsional molekul reseptor. Interaksi ini dapat berlangsung karena kekuatan ikatan kimia tertentu. Tipe ikatan kimia yang terlibat dalam interaksi obat reseptor antara lain adalah ikatan-ikatan kovalen, ion-ion yang saling memperkuat (reinforce ions), ion (elektrostatik), hidrogen, ion-dipol, dipol-dipol, van der Waal’s, ikatan hidrofob dan transfer muatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan yang disampaikan kak soleha, jadi adanya ikatan-ikatan kovalen, ion-ion yang saling memperkuat (reinforce ions), ion (elektrostatik), hidrogen, ion-dipol, dipol-dipol, van der Waal’s, ikatan hidrofob dan transfer muatan dari inteaksi antara sisi farmakofor obat dan reseptor

      Hapus
  9. Farmakofor adalah susunan tiga dimensi dari atom dalam molekul obat yang memungkinkan untuk berikatan dengan reseptor yang diinginkannya dan bertanggung jawab dengan respon biologis karena terikat dengan reseptor yang dikehendakinya.Bioisoster adalah gugus yang secara biologis ekivalen tetapi secara kimia belum tentu ekivalen, dapat digunakan untukmempromosikan optimasi sifatbiologis obat.

    BalasHapus
  10. Nmbr 1.
    Mengetahui gugus penting dapat terikat dengan reseptor

    Untuk mengetahui konformasi aktif dari molekul
    Penting sebagai dasar merancang obat
    Penting dalam hal menemukan obat baru

    BalasHapus
  11. hai kak, saya akan menjawab pertanyaan no. 5, yaitu langkah - langkah dalam mendesain obat baru adalah :
    1. Mencari senyawa penuntun (lead compound)
    2. Manipulasi molekul (modifikasi molekul atau modifikasi struktur)
    3. Merumuskan hubungan kuantitatif sementara antara strktur-aktivitas biologis dari senyawa yang jumlahnya terbatas dengan menggunakan statistik analisis regresi.
    4. 4. Hasil analisis regresi kemudian dievaluasi dan merancang sejenisnya untuk mengembangkan dan menyempurnakan hubungan tersebut
    5. Merancang penggunaan bentuk sediaan obat yang sesuai.
    6. Merancang aturan dosis yang sesuai
    7. Evaluasi Klinik

    BalasHapus
  12. menurut yang saya baca Farmakofor adalah susunan tiga dimensi dari atom dalam molekul obat yang memungkinkan untuk berikatan dengan reseptor yang diinginkannya dan bertanggung jawab dengan respon biologis karena terikat dengan reseptor yang dikehendakinya.Bioisoster adalah gugus yang secara biologis ekivalen tetapi secara kimia belum tentu ekivalen, dapat digunakan untukmempromosikan optimasi sifatbiologis obat.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTIHISTAMIN

Antihistamin adalah obat atau komponen obat yang berfungsi untuk menghalangi kerja zat histamin dan dipakai khususnya untuk mengobati alergi. Antihistamin biasa digunakan untuk mengobati rhinitis, alergi musiman, reaksi alergi akibat sengatan serangga, pruritus dengan gejala gatal, dan urtikaria atau biduran, alergi mata, dan alergi makanan. Selain itu, antihistamin juga bisa digunakan sebagai obat darurat untuk mengatasi anafilaksis (anafilaktik) atau reaksi alergi yang tergolong berat dan mematikan. Tidak hanya alergi, antihistamin juga kerap digunakan untuk mengatasi gejala mual atau muntah yang biasanya diakibatkan oleh mabuk kendaraan. Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Sebenarnya zat histamin berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa membed...

KIMIA MEDISINAL

OXAMNIQUINE   Oxamniquine , dijual dengan merek Vansil antara lain, adalah obat yang digunakan untuk mengobati schistosomiasis karena Schistosoma mansoni. Praziquantel; Namun, sering kali pengobatan yang disukai. Ini diberikan melalui mulut dan digunakan sebagai dosis tunggal.  Efek samping yang umum termasuk mengantuk, sakit kepala, mual, diare, dan urine kemerahan. Biasanya dianjurkan agar tidak digunakan sampai setelah kehamilan jika memungkinkan.  Kejang dapat terjadi dan oleh karena itu hati-hati direkomendasikan pada orang dengan epilepsi.  Ini bekerja dengan menyebabkan lumpuh cacing parasit.  Ada dalam keluarga obat anthelmintik. Oxamniquine pertama kali digunakan secara medis pada tahun 1972. Ini ada dalam Daftar Obat-obatan Esensial WHO, obat-obatan yang paling efektif dan aman yang dibutuhkan dalam sistem kesehatan.  Ini tidak tersedia secara komersial di Amerika Serikat. Ini lebih mahal dari pada praziquantel. ...