Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang paling umum saat ini, menginfeksi
jutaan orang di dunia. Tuberkulosis merupakan penyakit saluran nafas yang disebabkan
oleh mycobacterium, yang berkembang biak di dalam bagian tubuh dimana
terdapat banyak aliran darah dan oksigen. Infeksi bakteri ini biasanya menyebar
melewati pembuluh darah dan kelenjar getah bening, tetapi secara utama
menyerang paru-paru. Bakteri TB membunuh jaringan dari organ yang terinfeksi
dan membuatnya sebagai kondisi yang mengancam nyawa jika tidak dilakukan
terapi.
Etambutol Hidroklorida adalah salah satu agen lini pertama pengobatan tuberkulosis. Organ
yang paling sering terkena toksisitas etambutol adalah mata. Efek pada mata
yang paling serius adalah optik neuritis dengan demielinisasi dari saraf optik.
Manifestasi yang paling awal dari keterlibatan mata ini adalah gangguan pada
penglihatan warna merah-hijau (protanopi dan deuteranopi) (Katzung, 1997). Etambutol merupakan satu obat yang sering berhubungan
dengan neuropati
optik toksik. Neuropati optik yang terjadi adalah tergantung pada dosis dan lamanya pemakaian. Kehilangan penglihatan tidak langsung terjadi
sampai pasien telah memakai obat sedikitnya
2 bulan, tapi gejala umumnya nampak antara 4 bulan sampai satu tahun. onset ini bisa lebih cepat jika pasien
mempunyai penyakit ginjal karena hal ini akan mengakibatkan penurunan
ekskresi obat sehingga level serum meningkat. Toksisitas yang dapat
terjadi sampai jarak visual anterior akibat
obat ini adalah berhubungan dengan dosis. Pasien yang menerima dosis 25
mg/kg/hr atau lebih sangat rentan terhadap kehilangan penglihatan (Zafar,
2008).
Etambutol
merupakan suatu senyawa sintetik, larut dalam air, senyawa yang stabil dalam
keadaan panas, dijual sebagai garam hidroklorid, struktur isomer di tunjukkan
dibawah ini :

Hipersensitivitas terhadap etambutol jarang terjadi. Efek samping yang sering terjadi yaitu gangguan penglihatan: penurunan ketajaman penglihatan, neuritis optik, dan mungkin rusaknya retina terjadi pada beberapa penderita yang diberikan etambutol 25mg/kg selama beberapa bulan. kebanyakan perubahan-perubahan tersebut membaik bila etambutol dihentikan. Namun demikian, uji ketajaman mata secara periodik sebaiknya dilakukan selama pengobatan.
Mekanisme secara pasti
bagaimana etambutol dapat memberi efek kepada saraf optik masih belum jelas.
Beberapa hipotesa mengatakan bahwa sifat chelating
dari etambutol yang berkontribusi pada sifat neurotoksisitasnya, tapi hal ini
belumlah dapat dibuktikan (Zafar, 2008).
Efek samping Ethambutol yang
tersering adalah toksisitas yang terjadi pada mata dan pencegahan terhadap
munculnya efek samping ini masih merupakan kontroversi. Penelitian pada hewan
ditemukan bahwa ethambutol memiliki efek toksik pada serabut saraf di ganglion
retina. Onset terjadinya keluhan pada mata biasanya lambat, bisa berbulan-bulan
setelah mulai terapi (rata-rata antara 3-5 bulan, bahkan ada yang sampai 12
bulan), jarang sekali yang muncul secara akut. Pasien yang terkena akan
mengeluh penurunan tajam penglihatan pada kedua mata tanpa disertai rasa sakit,
penurunan terhadap kontras dan sensitivitas warna serta gangguan lapang
pandang. Pada pemeriksaan fisik, gangguan yang terjadi pada kedua mata
didapatkan simetris.
Efek
samping ini dikatakan berhubungan dengan dosis dan lamanya pengobatan. Biasanya
masih dapat bersifat reversibel apabila pengobatan dihentikan. Tapi hal ini
juga masih menjadi issue yang kontroversial. Belum ada dosis yang dikatakan
sebagai dosis aman yang tidak menimbulkan toksisitas pada mata. Dosis
ethambutol yang digunakan pada pengobatan TB 15-25mg/kgBB/hari. Namun
komplikasi toksik ini masih dilaporkan bahkan pada dosis kurang dari 12.3
mg/kgBB/hr. Proses ekskresi ethambutol adalah melalui ginjal, maka pasien
dengan fungsi ginjal yang buruk memiliki risiko lebih besar terkena komplikasi
pada mata. Faktor-faktor predisposisi lain adalah diabetes, merokok dan
alkohol.
Cara Kerja Obat:
- Etambutol merupakan tuberkulostatik dengan mekanisme kerja menghambat sistesa RNA.
- Absorpsi setelah pemberian per oral cepat.
- Eksresi sebagian besar melalui ginjal, hanya lebih kurang 10% diubah menjadi metabolit yang inaktif.
- Obat ini tidak dapat menembus jaringan otak, tetapi pada penderita meningitis tuberkulosa dapat ditemukan kadar terapeutik dalam cairan serebrospinal.
- Banyak digunakan pada pengobatan ulang atau kasus resistensi primer, dalam hal ini dikombinasi dengan antituberkulosis lain.
Pertanyaan:
1. Apakah ada interaksi obat etambutol dengan obat dan makanan? jelaskan
2. Bagaimana mekanisme kerja spesifik dari etambutol?
3. Apa saja efek samping etambutol selain yang disebut diatas?
4. Bagaimana mekanisme terjadinya efek samping?
5. Bagaimana metabolisme etambutol? Jelaskan
6. Apa yang terjadi jika terlewati satu dosis?
7. Bagaimana efek jika terjadi overdosis dan bagaimana cara mengatasinya?
DAFTAR PUSTAKA
saya akan menanggapi pertanyaan dari no 2 mekanisme kerja spesifik dari etambutol?
BalasHapussebagai obat antituberkulosis, etambuthol termasuk kelompok obat bakteriostatik terhadap kuman dan beberapa mycobacterium nontuberculosis yang tumbuh lambat. Obat ini menurunkan sintesa polisakarida dinidng sel (arabinogalaktan) sehingga menghambat pertumbuhan sel mikobakterium.
saya akan mencoba menjawab no .3
BalasHapusmenurut yang saya baca efek samping yang juga sering adalah reaksi alergi, dan gangguan pada saluran pencernaan.Efek samping yang jarang adalah terjadinya masalah pada organ hati (penyakit kuning), neuritis perifer, efek samping pada sistem saraf pusat, serta hiperurisemia.
saya akan mencoba menjawab pertnyaan nmr 1 :
BalasHapuspenggunaan etambutol dengan salah satu obat seperti Aluminum Distearate, Aluminum Hydroxyde, Dihydroxyaluminum Aninoacetate, Dihydroxyaluminum Sodium Carbonate, Magaldrate dapat meningkatkan risiko pada suatu efek samping tertentu
Dari yg saya baca di artikel, farmakokinetik atau metabolisme etambutol ykni pada pemberian oral sekitar 75-80% etambutol di serap dari saluran cerna. Kadar puncak dari plasma di capai dalam waktu 2-4 jam setelah pemberian. Dosis tunggal 15 mg/kg BB menghasilkan kadar plasma sekitar 5 ml pada 2-4 jam.
BalasHapusmetabolisme di hepar
Hapussaya akan menjawab pertanyaan no 6 jika mengalami ovordosis biasa ,englami mual ,muntah dan alergi ,pusisng menggigil dan Sesegera mungkin diberi arang aktif untuk membantu penyerapan aspirin didalam tubuh .Penderita perlu segera dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan
BalasHapusefek sampig ethambutol
BalasHapusSakit kepala
Gangguan penglihatan
Mual
Muntah
Sakit perut
nmr 7
BalasHapusmnrt saya jika overdosis segera di tangani oleh dokter utk menghentikan obat dikurangi dosisnya tiap periode misal sebulan sekali
1. Obat-obat antasida terutama yang mengandung Aluminium hidroksida mengurangi absorpsi ethambutol. Sebaiknya penggunaan bersamaan obat ini dihindari atau setidaknya penggunaan antasida diberi jarak minimal 4 jam setelah penggunaan ethambutol.
BalasHapus2 Mekanisme kerja
BalasHapusEtambutol bekerjanya menghambat sintesis metabolit sel sehingga metabolisme sel terhambat dan sel mati.
Jawaban nomor 2 yaitu Mekanisme kerja Sebagai obat antituberkulosis, etambutol termasuk kelompok obat bakteriostatik terhadap kuman dan beberapa Mycobacterium nontuberculosis yang tumbuh lambat. Obat ini menurunkan sintesa polisakarida dinding sel (arabinogalaktan) sehingga menghambat pertumbuhan sel mikobakterium.
BalasHapusNo. 2 , Mekanisme kerja etambutol yaitu menghambat sintesis metabolit sel sehingga metabolisme sel terhambat dan sel mati, dapat timbul resistensi bila digunakan tunggal, bersifat tuberkulostatik (hanya aktif terhadap sel yang sedang tumbuh) dan menekan pertumbuhan kuman TB yang resisten terhadap isoniazid dan streptomisin.
BalasHapusuntuk metabolisme etambutol sama seperti obat lain yaitu di hati
BalasHapusEfek pada mata yang paling serius adalah optik neuritis dengan demielinisasi dari saraf optik. Manifestasi yang paling awal dari keterlibatan mata ini adalah gangguan pada penglihatan warna merah-hijau (protanopi dan deuteranopi)
BalasHapusberdasarkan literatur yang saya baca, pada pemberian oral sekitar 75-80% etambutol diserap dari saluran cerna. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2-4 jam setelah pemberian. jd dapat disimpulkn utnuk metabolisme obat etambutol sendiri dlam tubuh cukup lama, untuk bntuk metabolit akhir dr obat ini setelah diserap, belom ada literatur saya temukan.
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan no. 6 Apa yang terjadi jika terlewati satu dosis?
BalasHapusBagi pasien yang lupa mengonsumsi ethambutol, disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Selain itu jangan menggandakan dosis ethambutol pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Interaksi yang dapat terjadi pada etambuthol adalah Delayed or reduced absorption w/ Al hydroxide.
BalasHapus