Langsung ke konten utama

ANTIHISTAMIN



Antihistamin adalah obat atau komponen obat yang berfungsi untuk menghalangi kerja zat histamin dan dipakai khususnya untuk mengobati alergi. Antihistamin biasa digunakan untuk mengobati rhinitis, alergi musiman, reaksi alergi akibat sengatan serangga, pruritus dengan gejala gatal, dan urtikaria atau biduran, alergi mata, dan alergi makanan. Selain itu, antihistamin juga bisa digunakan sebagai obat darurat untuk mengatasi anafilaksis (anafilaktik) atau reaksi alergi yang tergolong berat dan mematikan. Tidak hanya alergi, antihistamin juga kerap digunakan untuk mengatasi gejala mual atau muntah yang biasanya diakibatkan oleh mabuk kendaraan.
Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Sebenarnya zat histamin berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak berbahaya bagi tubuh, misalnya debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk ke tubuh.

Ada dua jenis antihistamin, yaitu antihistamin generasi pertama dan generasi kedua. Antihistamin generasi pertama adalah jenis yang dapat menyebabkan rasa kantuk setelah digunakan, sedangkan antihistamin generasi kedua tidak terlalu menimbulkan rasa kantuk.
Contoh obat antihistamin generasi pertama adalah chlorphenamine, promethazine, ketotifen, alimemazine, cyproheptadine, hydroxyzine, dan clemastine. Contoh obat antihistamin generasi kedua adalah loratadine, fexofenadine, cetirizine, mizolastine, desloratadine, acrivastine, dan levocetirizine.



 

Histamin mempunyai sifat:

  •      merangsang sekresi asam lambung 
  •    menaikkan laju jantung
  • menghambat kontraksi uterus tikus 

  •    stimulasi sel parietal pada perut, sehingga sekresi HCl meningkat

  •    pengerutan otot polos saluran cerna yang menyebabkan sakit epigastrik, mual, muntah dan diare.
  •    dilatasi arteriol pra dan pasca kapiler sehingga terjadi peningkatan permeabilitas

1.     Etilendiamin.
·        Etilendiamin mempunyai efek samping penekanan CNS dan gastro intestinal. 
·        Antihistamin tipe piperazin, imidazolin dan fenotiazin mengandung bagian etilendiamin.
·     Pada kebanyakan molekul obat adanya  nitrogen kelihatannya merupakan kondisi yang diperlukan untuk pembentukan garam yang stabil dengan asam mineral.
·       Gugus amino alifatik dalam etilen diamin cukup basis untuk pembentukan garam, akan tetapi atom N yang diikat pada cincin aromatik sangat kurang basis.
·        Elektron bebas pada nitrogen aril di delokalisasi oleh cincin aromatik.

Adanya penurunan kerapatan elektron pada N, menjadi kurang basis dan protonasi pada posisi ini berlangsung lambat.
Beberapa contoh antihistamin turunan etilediamin:

1.Tripelenamin sitrat USP, Pyribenzamin citrate; PPZ; 2-benzil [{2-(dimetil-amino)-etil}amino]
    piridin dihidrogen sitrat (1:1)

Merupakan turunan fenbenzamin dengan satu penggantian isosterik sederhana, yaitu gugus fenil diganti dengan gugus piridil.
Penggaraman dengan asam sitrat, karena garam sitrat kurang pahit dibanding garam HCl, sehingga rasanya lebih enak.
Karena berbeda bobot molekulnya dosis kedua garam harus disetarakan: 30 mg garam sitrat setara dengan 20 mg garam hidrokloridanya.

2. Tripelenamin Hidroklorida
Garam tripelenamin HCl merupakan serbuk kristal putih dan akan berubah menjadi gelap dengan adanya cahaya.
Garam yang larut dalam air (1: 0,77) dan dalam alkohol (1:6). Mempunyai pKa sekitar 9 , pada larutan 0,1 % merupakan pH 5,5.
Jika diberikan per oral, absorbsinya baik dan efektifitasnya sama dengan difenhidramin dan reaksi sampingnya lebih sedikit dan lebih ringan.
Menyebabkan kantuk dan harus dihindarkan pemakaian dengan minuman beralkohol.
3. Pirilamin Maleat USP ; 2-[(2-dimetilaminoetil-9-
               p-metoksibenzil) amino] piridil  bimaleat
Basa bebas berbentuk seperti minyak, tersedia sebagai garam asam maleat., yang berupa serbuk kristal putih dengan sedikit bau, berasa pahit dan asin.
Merupakan antihistamin yang kurang poten, tetapi poten dalam meng-antagonis kontraksi terinduksi histamin pada ileum marmot.
Karena mempunyai daya anestetika lokal, tidak boleh dikunyak harus bersama makanan.

4. Metapirilen HCL USP ;  Histadyl HCL; 
       2-[(dimetilamino- etil) (2- tienil)-amino
       piridin monohidroklorida
Berupa  serbuk kristalin putih, rasa pahit, larut dalam
     air, alkohol dan kloroform, larutannya mempunyai
     pH 5,5.
Cincin tiofen dianggap isosterik dengan cincin benzena
     dan isoster ini memperlihatkan aktivitas yang sama. Konformasi trans-metapirilen lebih disukai untuk dua
      atom nitrogen etilen diamina.
FDA pada tahun 1979 menarik produk yang mengan-
      dung metapirilen karena menyebabkan kanker.
5. Tonzilamin HCL;  2-[ Z(2-dimetilaminoetil) (p-
     metoksi- benzil) amino] pirimidin  hidroklorida
Berupa  serbuk kristalin, larut dalam air , alkohol dan kloroform.
Larutannya  2% dalam air mempunyai pH 5,5.
Aktivitasnya sama dengan tripelenamin tetapi kurang toksis.
Dosis lazim : 50 mg, 4 kali sehari

2.     Turunan Propilamin
·        Anggota kelompok yang jenuh disebut sebagai feniramin yang merupakan molekul khiral.
·        Turunan tersubstitusi halogen dapat diputuskan dengan kristalisaasi dari garam yang dibentuk dengan d-asam tartrat.
·        Antihistamin golongan ini merupakan antagonis H1 yang paling aktif.
·        Mereka tidak cenderung membuat kantuk, tetapi beberapa pasien mengalami efek ini.
·        Pada anggota yang tidak jenuh, sistem ikatan rangkap dua aromatik yang koplanar Ar – C = CH-CH2 - N  faktor penting untuk aktivitas antihistamin.
·        Gugus pirolidin adalah rantai samping amin tersier pada senyawa yang lebih aktif.
·        Pada anggota alkena (tidak jenuh), aktivitas antihistamin konfigurasi E berbeda sangat menyolok dibandingkan dengan  konfigurasi Z, sebagai contoh: E-Pirobutamin sekitar 165 kali lebih poten dari pada Z-Pirobutamin; 
·        E-Triprolidin aktivitasnya sekitar  1000 kali lebih poten dibandingkan dengan Z-triprolidin.
·        Perbedaan ini  dikarenakan jarak antara amina alifatik tersier dengan salah satu cincin aromatik sekitar 5-6 Ao, yang jarak tersebut diperlukan dalam ikatan sisi reseptor.
Beberapa turunan propilamin antara lain :
a.     Feniramin maleat; Avil ; Trimeton; Inhiston maleat
·        Berupa garam yang berwarna putih dengan sedikit bau seperti amin yang larut dalam air, dan alkohol.
·        Feniramin maleat merupakan anggota seri yang paling kecil potensinya dan dipasarkan sebagai rasemat . 
·        Dosis lazim : 20 – 40 mg, sehari 3 kali

b.    Klorfeniramin maleat ;  Chlortrimeton
      maleat; CTM ; Pehachlor
·        Berupa puder kristalin putih, larut dalam air, alkohol dan kloroform. Mempunyai pKa 9,2 dan larutannya dalam air memounyai pH 4-5.
·        Klorinasi ferinamin pada posisi para dari cincin fenil memberikan kenaikan potensi 10 x dengan perubahan toksisitas tidak begitu besar.
·        Hampir semua aktivitas antihistamin terletak pada enantiomorf dektro. Dektro-klor dan brom feniramin lebih kuat daripada levonya.

c.      Dekstroklorfeniramin maleat = Polaramine maleat
·        merupakan enantiomer klorfeniramin yang memutar kekanan. Isomer ini aktivitas anti histaminnya paling dominan dan mempunyai konfigurasi S yang super imposable pada konfigurasi S enantiomorf karbinok-samin levorotatori yang lebih aktif.
d.    Bromfeniramin maleat = Dometane maleat
Kegunaan sama dengan klorfeniramin maleat senyawa ini mempunyai waktu kerja yang panjang dan efektif dalam dosis 50 x lebih kecil daripada dosis tripelenamin.

3.     Eter amino alkil ( Etanolamin eter)
·        Senyawa-senyawa yang paling aktif mempunyai panjang rantai dua atom C. Kuarterinisasi nitrogen rantai  samping tidak selalu menghasilkan senyawa yang kurang aktif. 
·        Golongan ini mempunyai aktivitas antikolinergik nyata, yang mempertinggi aksi pengeblokan reseptor H1  pada sekresi eksokrin.
·        Efek samping pemakaian eter amino alkil tersier adalah mengantuk, sehingga dipergunakan sebagai pem-bantu tidur pada obat tanpa resep.
·        Golongan ini dapat mengganggu penampilan tugas  pasien yang memerlukan ketahanan mental 

Pertanyaan:
1. Bagaimana peringatan dan dosis dari obat antihistamin?
2. Interaksi obat histamin dengan obat lain?
3. kapan waktu yang tepat berhenti mengkonsumsi antihistamin?
4. bagaimana efek samping dari obat antihistamin turunan kolamin?
5. Apa perbedaan reseptor H1,H2,H3? 
6. apa  beda antihistamin dengan antialergi?
7.  bagaimana obat antihistamin bekerja?
8. apa fungsi obat antihistamin?    
  

Komentar

  1. saya akan menjawab pertanyaan no 1 pringatan & dosis .
    Peringatan:

    Bagi wanita hamil atau sedang menyusui, sesuaikan jenis dan dosis antihistamin dengan anjuran dokter.
    Bagi anak-anak, penggunaan tiap-tiap jenis obat antihistamin berbeda-beda dan disesuaikan dengan usia.
    Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan hati, tukak lambung, obstruksi usus, infeksi saluran kemih, pembengkakan prostat, dan glaukoma.
    Apabila Anda diresepkan obat antihistamin golongan pertama, hindari mengonsumsi zat alkohol atau minuman beralkohol karena dapat memperparah efek rasa kantuk.
    Jangan menggunakan antihistamin bersamaan dengan obat-obatan lainnya termasuk produk herba tanpa petunjuk dari dokter karena dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan (misalnya dosis yang berubah menjadi sangat tinggi apabila kita mengonsumsi salah satu jenis antihistamin berbarengan dengan dekongestan, parasetamol, atau jenis antihistamin lainnya).
    Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis saat menggunakan suatu jenis obat antihistamin, segera temui dokter.


    Nama obat antihistamin
    Dosis
    Acrivastine Dosis untuk kelompok usia 12-65 tahun adalah 8 mg sebanyak satu kali sehari. Jika diperlukan, dosis bisa ditingkatkan menjadi tiga kali sehari.

    Azatadine Dosis untuk dewasa adalah 1-2 mg sebanyak dua hingga tiga kali sehari. Dosis untuk anak usia 12 tahun ke atas adalah 0,5-1 mg sebanyak dua kali sehari. Dokter akan memberi dosis untuk anak usia 4-12 tahun sesuai berat badan masing-masing pasien.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ingin menambahkan, saya setuju apa yang dikatakan dengan kak ulfani pada pemberian antihistamin terlebih dahulu harus diperhatikan peringatan terhadap obat antihistamin apabila antihistamin ini akan diberikan kepada pasien yang memiliki fungsi organ yang kurang baik. Contohnya gangguan ginjal sebaiknya jangan diberikan kepada pasien yang memiliki gangguan fungsi ginjal

      Hapus
  2. 8. fungsi obat antihistamine :
    Antihistamin biasa digunakan untuk mengobati rhinitis, alergi musiman, reaksi alergi akibat sengatan serangga, pruritus dengan gejala gatal, dan urtikaria atau biduran, alergi mata, dan alergi makanan. Selain itu, antihistamin juga bisa digunakan sebagai obat darurat untuk mengatasi anafilaksis (anafilaktik) atau reaksi alergi yang tergolong berat dan mematikan. Tidak hanya alergi, antihistamin juga kerap digunakan untuk mengatasi gejala mual atau muntah yang biasanya diakibatkan oleh mabuk kendaraan.

    BalasHapus
  3. pertanyaan no 7. Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Sebenarnya zat histamin berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak berbahaya bagi tubuh, misalnya debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk ke tubuh.

    BalasHapus
  4. hai haviza, saya akan mencoba menjawab pertanyaan no.1
    >>peringatan
    • Bagi wanita hamil atau sedang menyusui, sesuaikan jenis dan dosis antihistamin dengan anjuran dokter.
    • Bagi anak-anak, penggunaan tiap-tiap jenis obat antihistamin berbeda-beda dan disesuaikan dengan usia.
    • Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan hati, tukak lambung, obstruksi usus, infeksi saluran kemih, pembengkakan prostat, dan glaukoma.
    • Apabila Anda diresepkan obat antihistamin golongan pertama, hindari mengonsumsi zat alkohol atau minuman beralkohol karena dapat memperparah efek rasa kantuk.
    • Jangan menggunakan antihistamin bersamaan dengan obat-obatan lainnya termasuk produk herba tanpa petunjuk dari dokter karena dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan (misalnya dosis yang berubah menjadi sangat tinggi apabila kita mengonsumsi salah satu jenis antihistamin berbarengan dengan dekongestan, parasetamol, atau jenis antihistamin lainnya).
    • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis saat menggunakan suatu jenis obat antihistamin, segera temui dokter.

    >>untuk dosis antihistamin tergantung obat antihistamin apa yang digunakan, karena setiap jenis obat antihistamin memiliki dosis yang berbeda-beda.

    maaf bila ada jawaban saya yang salah, mohon dikoreksi :)

    BalasHapus
  5. saya akan mencoba menjawab pertanyaan nmr 8 :
    Fungsi obat antihistamin adalah biasanya untuk membantu mengendalikan gejala dari kondisi kesehatan yang berhubungan dengan reaksi alergi.

    BalasHapus
  6. Pengkonsumsian obat antihistamin sudah dapat dihentikan apabila pasien sudah merasa kembali ke kondisi normal dan sehat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya saya setuju, namun penggunaan obat harus dengan pengawasan dokter atau apoteker agar aman

      Hapus
  7. Efek samping utama turunan kolamin adalah mengantuk, namun dapat juga menyebabkan mual, muntah dan mulut kering

    BalasHapus
    Balasan
    1. ingin menambahkan, efek sampingnya juga dapat berupa gangguan-gangguan pada saluran lambung usus, misalnya mual, sembelit dan diarrea.
      Pemberian antihistaminika pada waktu makan dapat mengurangi efek samping ini

      Hapus
  8. saya akan menjawab pertanyaan nomor 3, menurut artikel yang saya baca H1 : adalah reseptor yang berperan dalam tinmbulnya alergi
    H2 : Reseptor histamin H2 berperan dalam efek histamin terhadap sekresi cairan lambung, perangsangan jantung serta relaksasi uterus tikus dan bronkus domba. Beberapa jaringan seperti otot polos, pembuluh darah mempuntai kedua reseptor yaitu H1 dan H2.
    H3 memiliki khasiat sebagai depresan dan memperlemah kemampuan kognitif.

    BalasHapus
  9. saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1 interaksi dgn obat lain yaitu Antihistamin interaksi dgn Alkohol, depresan SSP : Menambah efek depresan SSP dan efek lebih kecil pada antihistamin generasi kedua dan ketiga.
    Antifungi Azole dan Antibiotik Makrolida :
    azithromycin, clarithromycin, erythromycin, fluconazole, itraconazole, ketoconazole, miconazole loratadine, desloratadine : Meningkatkan kadar plasma object drug
    phenelzine, isocarboxazid, tranylcypromine dengan Antihistamin generasi pertama Bisa memperlama dan memperkuat efek antikolinergik dan sedative antihistamin, sehingga bisa terjadi hipotensi dan efek samping ekstrapiramidal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya menambahkan jawaban dari annisa.
      1. Obat antimikroba (ketokonazol, itrakonazol, atau eritromisin) + AH1 generasi kedua : menyebabkan peningkatan signifikan konsentrasi antihistamin karena obat antimikroba tersebut dapat menghambat metabolisme banyak obat oleh CYP3A4
      2. AH1 (efek sedasi berat) + obat lain yang menyebabkan depresi SSP : dapat menghasilkan efek aditif dan dikontraindikasikan selagi menyetir atau mengoperasikan mesin

      Selain dengan obat lain, ada juga interaksi obat antihistamin dengan makanan, misalnya jus anggur dengan terfenadin jika digunakan secara bersamaan dapat meningkatkan kadar terfenadin darah secara signifikan karena jus anggur dapat menghambat CYP3A4

      Hapus
  10. terkait pertanyaan no 5
    reseptor H1
    Paling banyak berperan dalam alergi namun bisa juga vasodilatasi dan bronkokonstriksi (asma)
    Lokasi: Terdapat di otak, bronkus, gastrointestinal tract, genitourinary system, sistem kardiovaskuler, adrenal medula, sel endotelial.

    reseptor H2
    Berlokasi di sel parietal lambung yang berperan dalam sekresi asam lambung

    reseptor H3
    Terdapat di sistem syaraf, mengatur produksi dan pelepasan histamin pada susunan saraf pusat.Tidak seperti antagonis H1 yang menimbulkan efek sedatif, antagonis H3 menyebabkan efek stimulant dan nootropic dan sedang diteliti sebagai obat Alzheimer

    BalasHapus
  11. Hai, haviza

    Antihistamin
    (antagonis
    histamin) adalah
    zat yang mampu
    mencegah
    penglepasan atau
    kerja histamin.
    Istilah antihistamin
    dapat digunakan
    untuk menjelaskan antagonis
    histamin yang mana pun,
    namun seringkali istilah ini
    digunakan untuk merujuk
    kepada antihistamin klasik yang
    bekerja pada reseptor histamin
    H1.
    Antihistamin ini biasanya
    digunakan untuk mengobati
    reaksi alergi, yang disebabkan
    oleh tanggapan berlebihan
    tubuh terhadap alergen
    (penyebab alergi), seperti
    serbuk sari tanaman. Reaksi
    alergi ini menunjukkan
    penglepasan histamin dalam
    jumlah signifikan di tubuh. sedangkan antialergi adalah bentuk tindakan/pencegahan thdp alergi contohnya dengan pemberian antihistamin bhs kedokterannya obat spt diatas tadi.

    BalasHapus
  12. nmr 3 mnrt saya wkt yg tepat di berhentikan obat ini ketika penyakit atau alergi nya sembuh

    BalasHapus
  13. nmr 8
    Antihistamin biasa digunakan untuk mengobati rhinitis, alergi musiman, reaksi alergi akibat sengatan serangga, pruritus dengan gejala gatal, dan urtikaria atau biduran, alergi mata, dan alergi makanan

    BalasHapus
  14. saya akan menjawab pertanyaan nomor 6
    Menurut saya Antihistamin disebut sebagai anti-alergi karena alergi juga menimbulkan inflamasi. Ia adalah reaksi yang berlebihan dari sistem pertahanan tubuh terhadap gangguan dari luar, baik makanan, obat, maupun udara dingin. Salah satu alat serang yang dilepas tubuh ke dalam pembuluh darah adalah histamine yang menyebabkan kontraksi atau menciutnya berbagai alat vital, sperti bronkus dan usus, serta peningkatan sekresi mucus atau lender dan resistansi saluran napas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Antihistamin
      (antagonis
      histamin) adalah
      zat yang mampu
      mencegah
      penglepasan atau
      kerja histamin.
      Istilah antihistamin
      dapat digunakan
      untuk menjelaskan antagonis
      histamin yang mana pun,
      namun seringkali istilah ini
      digunakan untuk merujuk
      kepada antihistamin klasik yang
      bekerja pada reseptor histamin
      H1.
      Antihistamin ini biasanya
      digunakan untuk mengobati
      reaksi alergi, yang disebabkan
      oleh tanggapan berlebihan
      tubuh terhadap alergen
      (penyebab alergi), seperti
      serbuk sari tanaman. Reaksi
      alergi ini menunjukkan
      penglepasan histamin dalam
      jumlah signifikan di tubuh.

      Antialergi adalah bentuk tindakan/pencegahan thdp alergi cnthny dgn pemberian antihistamin

      Hapus
  15. Hai haviza
    Terkait pertanyaan no 5, perbedaan nya yaitu
    Reseptor H1
    Paling banyak berperan dalam alergi namun bisa juga vasodilatasi dan bronkokonstriksi (asma)
    Lokasi: Terdapat di otak, bronkus, gastrointestinal tract, genitourinary system, sistem kardiovaskuler, adrenal medula, sel endotelial.
    Reseptor H2
    Berlokasi di sel parietal lambung yang berperan dalam sekresi asam lambung.
    Reseptor H3
    Terdapat di sistem syaraf, mengatur produksi dan pelepasan histamin pada susunan saraf pusat.
    Tidak seperti antagonis H1 yang menimbulkan efek sedatif, antagonis H3 menyebabkan efek stimulant dan nootropic dan sedang diteliti sebagai obat Alzheimer.
    Reseptor H4
    Dijumpai pada sel-sel inflammatory (eusinofil, neutrofil, mononukleosit). diduga terlibat dalam alergi bersinergi dengan reseptor H1
    Masih merupakan target baru obat anti inflamasi alergi karena dengan penghambatan reseptor H4 maka dapat mengobati alergi dan asma (sama dengan reseptor H1)

    BalasHapus
  16. Pertanyaan no.2
    Antagonis H1
    1. Perpanjangan interval QT dan aritmia dapat terjadi bila terfenadin dan astemizol diberikan bersamaan dengan antijamur (ketokonazol, itrakonazol, flukonazol, dan mikonazol), atau antibiotika golongan makrolid (eritromisin dan klaritomisin).
    2. Efek sedasi antagonis H1 generasi I meningkat bila diberikan dengan obat yang menekan SSP, misalnya alkohol dan diazepam.
    Antagonis H2
    Karena penghambatan P450 di hati, simetidin dapat menghambat metabolisme beberapa obat, seperti teofilin, siklosporin, dan propanolol. Antagonis kalsium, sulfonilurea, warfarin, antidepresan trisiklik dan imipramid. Simetidin juga menghambat sekresi tubular prokainamid. Obat ini meningkatkan metabolisme etanol. Sementara itu, efek ranitidine kecil pada sitokrom P450 sehingga kejadian interaksi obat lebih rendah dibandingkan simetidin. Ranitidin dilaporkan menurunkan absorbsi diazepam, dan juga berinteraksi dengan nifedipin, warfarin, teofilin, dan metoprolol. Untuk famotidin, interaksi obat yang bermakna belum diketahui, sedangkan nizatidin diketahui menghambat dehidrogenase alkohol di mukosa lambung.

    DAFTAR PUSTAKA

    Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

    BalasHapus
  17. Pertanyaan 8. Adapun fungsi obat antihistamin adalah menghambat sekresi histamin melalui ikatan antara zat aktif obat dengan reseptor H1, H2, H3 dan H4. Dengan tidak disekresikannya histamin maka dapat menghambat terjadinya inflamasi karena histamin sendiri merupakan modulator inflamasi.

    BalasHapus
  18. 1. Peringatan:

    Bagi wanita hamil atau sedang menyusui, sesuaikan jenis dan dosis antihistamin dengan anjuran dokter.
    Bagi anak-anak, penggunaan tiap-tiap jenis obat antihistamin berbeda-beda dan disesuaikan dengan usia.
    Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan hati, tukak lambung, obstruksi usus, infeksi saluran kemih, pembengkakan prostat, dan glaukoma.
    Apabila Anda diresepkan obat antihistamin golongan pertama, hindari mengonsumsi zat alkohol atau minuman beralkohol karena dapat memperparah efek rasa kantuk.
    Jangan menggunakan antihistamin bersamaan dengan obat-obatan lainnya termasuk produk herba tanpa petunjuk dari dokter karena dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan (misalnya dosis yang berubah menjadi sangat tinggi apabila kita mengonsumsi salah satu jenis antihistamin berbarengan dengan dekongestan, parasetamol, atau jenis antihistamin lainnya).
    Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis saat menggunakan suatu jenis obat antihistamin, segera temui dokter.

    BalasHapus
  19. 2. Beberapa jenis obat anti jamur (panu, kadas, kurap) seperti ketokonazol, dan antibiotik seperti eritromisin dapat meningkatkan kadar antihistamin non-sedatif dalam tubuh.

    BalasHapus
  20. 4.
    efek samping
    1 .perasaan kering di mulut dan tenggorokan
    2. gangguan-gangguan pada saluran lambung usus, misalnya mual, sembelit dan diarrea.
    Pemberian antihistaminika pada waktu makan dapat mengurangi efek samping ini

    BalasHapus
  21. 6. Antihistamin ini biasanya digunakan untuk mengobati reaksi alergi, yang disebabkan oleh tanggapan berlebihan tubuh terhadap alergen (penyebab alergi), seperti serbuk sari tanaman. Reaksi alergi ini menunjukkan penglepasan histamin dalamjumlah signifikan di tubuh.
    Antialergi adalah bentuk tindakan/pencegahan thdp alergi cnthny dgn pemberian antihistamin

    BalasHapus
  22. 7. Mekanisme kerja
    Histamin dapat menimbulkan efek bila berinteraksi dengan reseptor histaminergik, yaitu reseptor H1, H2, H3. Interaksi histamin dengan H₁menyebabkan kontraksi dengan otot polos usus dan bronki, meningkatkan permeabilitas vaskular dan meningkatkan sekresi mukus, yang dihubungkan dengan peningkatan cGMP dalam sel. Interaksi dengan resptor H₁juga menyebabkan vasodilatasi arteri sehingga permeabel terhadap cairan dan plasma protein, yang menyebabkan sembab, pruritik, dermatitis dan urtikaria. Efek ini diblok oleh antagonis H1.
    Interakasi histamin dengan reseptor H₂dapat meningkatkan sekresi asam lambung dan kecepatan kerja jantung. Produksi asam lambung disebabkan penurunan cGMP dalam sel dan peningkatan cAMP. Peningkatan seksresi asam lambung dapat menyebabkan tukak lambung. Efek ini diblok oleh antagonis H2.
    Reseptor H₃ adalah reseptor histamin yang baru diketemukan pada tahun 1987 oleh Arrang dkk., terletak pada ujung saraf aringan otak dan jaringan perifer, yang mengontrol sintesis dan pelepasan histamin, mediator alergi lain dan peradangan. Efek ini diblok oleh antagonis H3.

    BalasHapus
  23. 8. Antihistamin biasa digunakan untuk mengobati rhinitis, alergi musiman, reaksi alergi akibat sengatan serangga, pruritus dengan gejala gatal, dan urtikaria atau biduran, alergi mata, dan alergi makanan

    BalasHapus
  24. Saya ingin menjawab pertanyaan nomor 7.
    Antihistamin adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan kerja histamin dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada sisi reseptor H1, H2 dan H3. Efek antihistamin bukan suatu reaksi antigen-antibodi karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek antihistamin yang sudah terjadi. Antihistamin pada umumnya tidak dapat mencegah produksi histamin. Antihistamin bekerja terutama dengan menghambat secara bersaing interaksi histamin dengan reseptor khas.

    BalasHapus
  25. Saya akan membantu menjawab pertanyaan no 8, obat antihistamin dapat digunakan untuk mengobati alergi, anti mual dan anti tukak lambung dan juga dapat mengobati gejala influenza

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya saya juga setuju dengan jawaban risma, antihistamin juga biasanya dikombinasi dengan antibiotik

      Hapus
  26. No. 8, obat AH1 digunakan untuk mengatasi reaksi alergi,
    obat AH2 digunakan pada terapi tukak lambung usus guna mengurangi sekresi HCl dan pepsin, juga sebagai zat pelindung tambahan pada terapi dengan kortikosteroida.

    BalasHapus
  27. yak vizaaa bedanya antihistamin dengan antialergi adalah , kalau antihistamin adalah zat yang menghambat pelepasan histamin atau antagonis histamin , sedangkan histamin ini lah yang menyebabkan alergi
    jadi antihistamin dan antialergi itu pada dasarnya sama

    BalasHapus
  28. saya akan menambahkan efek samping
    1 .perasaan kering di mulut dan tenggorokan
    2. gangguan-gangguan pada saluran lambung usus, misalnya mual, sembelit dan diarrea.
    Pemberian antihistaminika pada waktu makan dapat mengurangi efek samping ini

    BalasHapus
  29. ada dua jenis antihistamin, yaitu antihistamin generasi pertama dan generasi kedua. Antihistamin generasi pertama adalah jenis yang dapat menyebabkan rasa kantuk setelah digunakan, sedangkan antihistamin generasi kedua tidak terlalu menimbulkan rasa kantuk.

    BalasHapus

  30. Saya akan membatu menjawb pertnyaan nmr 6
    Antihistamin (antagonis histamin) adalah zat yang mampu mencegah
    penglepasan atau kerja histamin.
    Istilah antihistamin dapat digunakan untuk menjelaskan antagonis histamin yang mana pun,
    namun seringkali istilah ini
    digunakan untuk merujuk
    kepada antihistamin klasik yang
    bekerja pada reseptor histamin H1.
    Antihistamin ini biasanya
    digunakan untuk mengobati
    reaksi alergi, yang disebabkan
    oleh tanggapan berlebihan
    tubuh terhadap alergen
    (penyebab alergi), seperti
    serbuk sari tanaman. Reaksi
    alergi ini menunjukkan
    penglepasan histamin dalam
    jumlah signifikan di tubuh.

    Antialergi adalah bentuk tindakan/pencegahan thdp alergi cnthny dgn pemberian antihistamin

    BalasHapus
  31. no 4 kering di mulut, tenggorokan, mual, sembelit

    BalasHapus
  32. Hay viza ,saya akan coba mnjawab nmbr 8.Antihistamin adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati reaksi atau gejala alergi, seperti hay fever (rinitis alergi). Antihistamin juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit lain, seperti vertigo, dan insomnia.

    Beberapa reaksi alergi yang dapat diatasi dengan antihistamin, antara lain:
    Hay fever atau alergi serbuk bunga
    Kondisi alergi kulit, seperti kaligata (urtikaria) dan dermatitis
    Gatal-gatal
    Gigitan atau sengatan serangga.
    Selain itu, beberapa jenis antihistamin dapat digunakan untuk membantu meringankan gejala penyakit vertigo dan insomnia.

    BalasHapus
  33. Saya mencoba menjawab no 7,
    1. Antagonis Reseptor Histamin H1
    Secara klinis digunakan untuk mengobati alergi. Contoh obatnya adalah: difenhidramina, loratadina, desloratadina, meclizine, quetiapine (khasiat antihistamin merupakan efek samping dari obat antipsikotik ini), dan prometazina.

    2. Antagonis Reseptor Histamin H2
    Reseptor histamin H2 ditemukan di sel-sel parietal. Kinerjanya adalah meningkatkan sekresi asam lambung. Dengan demikian antagonis reseptor H2 (antihistamin H2) dapat digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung, serta dapat pula dimanfaatkan untuk menangani peptic ulcer dan penyakit refluks gastroesofagus. Contoh obatnya adalah simetidina, famotidina, ranitidina, nizatidina, roxatidina, dan lafutidina.

    3. Antagonis Reseptor Histamin H3
    Antagonis H3 memiliki khasiat sebagai stimulan dan memperkuat kemampuan kognitif. Penggunaannya sedang diteliti untuk mengobati penyakit Alzheimer's, dan schizophrenia. Contoh obatnya adalah ciproxifan, dan clobenpropit.

    4. Antagonis Reseptor Histamin H4
    Memiliki khasiat imunomodulator, sedang diteliti khasiatnya sebagai antiinflamasi dan analgesik. Contohnya adalah tioperamida.
    Beberapa obat lainnya juga memiliki khasiat antihistamin. Contohnya adalah obat antidepresan trisiklik dan antipsikotik. Prometazina adalah obat yang awalnya ditujukan sebagai antipsikotik, namun kini digunakan sebagai antihistamin.
    Senyawa-senyawa lain seperti cromoglicate dan nedocromil, mampu mencegah penglepasan histamin dengan cara menstabilkan sel mast, sehingga mencegah degranulasinya

    BalasHapus
  34. no 8
    Antihistamin adalah obat atau komponen obat yang berfungsi untuk menghalangi kerja zat histamin dan dipakai khususnya untuk mengobati alergi. Antihistamin biasa digunakan untuk mengobati rhinitis, alergi musiman, reaksi alergi akibat sengatan serangga, pruritus dengan gejala gatal, dan urtikaria atau biduran, alergi mata, dan alergi makanan.

    BalasHapus
  35. no 7
    Antihistamin akan bekerja dengan memblokir (menghalangi) efek histamin di dalam tubuh Anda, yang akhirnya akan membantu mencegah peradangan dan meredakan reaksi alergi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Caranya yaitu kompetisi dengan histamin dalam menduduki reseptor histamin

      Hapus
  36. Pertanyaan no 6
    Antihistamin (antagonis
    histamin) adalah zat yang mampu mencegah penglepasan atau kerja histamin. Istilah antihistamin dapat digunakan untuk menjelaskan antagonis histamin yang mana pun, namun seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk kepada antihistamin klasik yang bekerja pada reseptor histamin H1.Antihistamin ini biasanya
    digunakan untuk mengobati
    reaksi alergi, yang disebabkan
    oleh tanggapan berlebihan
    tubuh terhadap alergen
    (penyebab alergi), seperti
    serbuk sari tanaman. Reaksi
    alergi ini menunjukkan
    penglepasan histamin dalam
    jumlah signifikan di tubuh.

    Antialergi adalah bentuk tindakan/pencegahan thdp alergi cnthny dgn pemberian antihistamin bhs kedokterannya obat spt diatas tdi

    BalasHapus
  37. no 5
    Berdasarkan hambatan pada reseptor khas, antihistamin di bagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
    1. Antagonis H1, di gunakan untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi. Antagonis H1 sering pula disebut antihistamin klasik yaitu senyawa dalam keadaan rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung resptor H1. Biasa digunakan untuk mengurangi gejala alergi karena cuaca misalnya bersin, gatal pada mata, hidung dan tenggorokan. Gejala pada alergi kulit, seperti urtikaria dermatitis pruritik dan ekzem.
    2. Antagonis H2 digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobatan penderita tukak lambung. Antagonis H2 merupakan senyawa yang menghambat secara bersaing interaksi histamin dengan reseptor H2 sehingga dapat menghambat sekresi asam lambung. Biasa digunakan untuk pengobatan tukak lambung dan usus. Efek samping antagonis H2 antara lain : diare, nyeri otot dan kegelisahan.
    3. Antagonis H3, sampai sekarang belum digunakan untuk pengobatan, masih dalam penelitian lebih lanjut dan kemungkinan berguna dalam pengaturan sistem kardiovaskular, pengobatan alergi, dan kelainan mental.

    BalasHapus
  38. no 8: Antihistamin biasa digunakan untuk mengobati rhinitis, alergi musiman, reaksi alergi akibat sengatan serangga, pruritus dengan gejala gatal, dan urtikaria atau biduran, alergi mata, dan alergi makanan.

    BalasHapus
  39. untuk jawaban nomor 7 dan 8. Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Sebenarnya zat histamin berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak berbahaya bagi tubuh, misalnya debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk ke tubuh.

    BalasHapus
  40. no. 7 dan 8
    Menurut Suswandono dan Bambang (2008), Antagonis-H1 bekerja dalam kadar rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung reseptor H1. Diklinik digunakan untuk mengurangi gejala alergi karena musim atau cuaca, misalnya radang selaput lendir hidung, bersin, gatal pada mata, hidung dan tenggorokan, dan gejala alergi pada kulit, seperti pruriti untikaria, ekzem dan dormatitis.
    AH2 : Sekresi asam lambung dipengaruhi oleh histamin, gastrin dan asetilkolin. Antagonis H2 menghambat secara langsung kerja histamine pada sekresi asam (efikasi intrinsik) dan menghambat kerja potensiasi histamin pada sekresi asam, yang dirungsang oleh gastrin atau asetilkolin (efikasi potensiasi). Jadi histamin mempunyai efikasi intrinsik dan efikasi potensiasi, sedang gastrin dan asetilkolin hanya mempunyai efikasi potensiasi. Hal ini berarti bahwa hanya yang dapat meningkatkan sekresi asam, sedang gastrin atau asetilkolin hanya meningkatkan sekresi asam karena factor efek potensiasinya dengan histamin

    BalasHapus
  41. Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Sebenarnya zat histamin berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak berbahaya bagi tubuh, misalnya debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk ke tubuh.

    BalasHapus
  42. perbedaan dari H1,H2 dan H3
    H1 : adalah reseptor yang berperan dalam tinmbulnya alergi
    H2 : Reseptor histamin H2 berperan dalam efek histamin terhadap sekresi cairan lambung, perangsangan jantung serta relaksasi uterus tikus dan bronkus domba. Beberapa jaringan seperti otot polos, pembuluh darah mempuntai kedua reseptor yaitu H1 dan H2.
    H3 memiliki khasiat sebagai depresan dan memperlemah kemampuan kognitiF

    BalasHapus
  43. no 1
    salah satu contoh antihistamin Azatadine Dosis yang digunakan untuk dewasa adalah 1-2 mg sebanyak dua hingga tiga kali sehari. Dosis untuk anak usia 12 tahun ke atas adalah 0,5-1 mg sebanyak dua kali sehari. Dokter akan memberi dosis untuk anak usia 4-12 tahun sesuai berat badan masing-masing pasien

    BalasHapus
  44. Hai viza saya akan coba jasab no 5.
    Antagonis H1, di gunakan untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi. Antagonis H1 sering pula disebut antihistamin klasik yaitu senyawa dalam keadaan rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung resptor H1. Biasa digunakan untuk mengurangi gejala alergi karena cuaca misalnya bersin, gatal pada mata, hidung dan tenggorokan. Gejala pada alergi kulit, seperti urtikaria dermatitis pruritik dan ekzem.
    2. Antagonis H2 digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobatan penderita tukak lambung. Antagonis H2 merupakan senyawa yang menghambat secara bersaing interaksi histamin dengan reseptor H2 sehingga dapat menghambat sekresi asam lambung. Biasa digunakan untuk pengobatan tukak lambung dan usus. Efek samping antagonis H2 antara lain : diare, nyeri otot dan kegelisahan.
    3. Antagonis H3, sampai sekarang belum digunakan untuk pengobatan, masih dalam penelitian lebih lanjut dan kemungkinan berguna dalam pengaturan sistem kardiovaskular, pengobatan alergi, dan kelainan mental

    BalasHapus
  45. Antihistamin
    (antagonis
    histamin) adalah
    zat yang mampu
    mencegah
    penglepasan atau
    kerja histamin.
    Istilah antihistamin
    dapat digunakan
    untuk menjelaskan antagonis
    histamin yang mana pun,
    namun seringkali istilah ini
    digunakan untuk merujuk
    kepada antihistamin klasik yang
    bekerja pada reseptor histamin
    H1.
    Antihistamin ini biasanya
    digunakan untuk mengobati
    reaksi alergi, yang disebabkan
    oleh tanggapan berlebihan
    tubuh terhadap alergen
    (penyebab alergi), seperti
    serbuk sari tanaman. Reaksi
    alergi ini menunjukkan
    penglepasan histamin dalam
    jumlah signifikan di tubuh.

    Antialergi adalah bentuk tindakan/pencegahan thdp alergi cnthny dgn pemberian antihistamin

    BalasHapus
  46. Antihistamin adalah obat atau komponen obat yang berfungsi untuk menghalangi kerja zat histamin dan dipakai khususnya untuk mengobati alergi. Antihistamin biasa digunakan untuk mengobati rhinitis, alergi musiman, reaksi alergi akibat sengatan serangga, pruritus dengan gejala gatal, dan urtikaria atau biduran, alergi mata, dan alergi makanan. Selain itu, antihistamin juga bisa digunakan sebagai obat darurat untuk mengatasi anafilaksis (anafilaktik) atau reaksi alergi yang tergolong berat dan mematikan. Tidak hanya alergi, antihistamin juga kerap digunakan untuk mengatasi gejala mual atau muntah yang biasanya diakibatkan oleh mabuk kendaraan.

    Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Sebenarnya zat histamin berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak berbahaya bagi tubuh, misalnya debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk ke tubuh.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IDENTIFIKASI FARMAKOFOR

FARMAKOFOR                 Farmakofor adalah deskripsi abstrak dari fitur molekuler yang diperlukan untuk pengenalan molekuler ligan oleh makromolekul biologis. IUPAC mendefinisikan farmakofor sebagai "sekumpulan fitur sterik dan elektronik yang diperlukan untuk memastikan interaksi supramolekul optimal dengan target biologis spesifik dan untuk memicu (atau menghalangi) respons biologisnya". Model farmakofor menjelaskan bagaimana ligan struktural yang beragam dapat berikatan dengan situs reseptor yang umum. Selanjutnya, model farmakophore dapat digunakan untuk mengidentifikasi melalui desain de novo atau ligan novel skrining virtual yang akan mengikat reseptor yang sama. Fungsi farmakofor: 1. Mendifinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor 2. Menentukan struktur 3 dimensi dari suatu molekul 3. Untuk mengetahui komformasi aktif 4. Penting untuk desain Obat 5. Penting untuk menemukan oba...

KIMIA MEDISINAL

OXAMNIQUINE   Oxamniquine , dijual dengan merek Vansil antara lain, adalah obat yang digunakan untuk mengobati schistosomiasis karena Schistosoma mansoni. Praziquantel; Namun, sering kali pengobatan yang disukai. Ini diberikan melalui mulut dan digunakan sebagai dosis tunggal.  Efek samping yang umum termasuk mengantuk, sakit kepala, mual, diare, dan urine kemerahan. Biasanya dianjurkan agar tidak digunakan sampai setelah kehamilan jika memungkinkan.  Kejang dapat terjadi dan oleh karena itu hati-hati direkomendasikan pada orang dengan epilepsi.  Ini bekerja dengan menyebabkan lumpuh cacing parasit.  Ada dalam keluarga obat anthelmintik. Oxamniquine pertama kali digunakan secara medis pada tahun 1972. Ini ada dalam Daftar Obat-obatan Esensial WHO, obat-obatan yang paling efektif dan aman yang dibutuhkan dalam sistem kesehatan.  Ini tidak tersedia secara komersial di Amerika Serikat. Ini lebih mahal dari pada praziquantel. ...